Tentang kaitan antara berhasilnya pengobatan tradisional yang menggunakan tanaman obat dengan kesembuhan seseorang terdapat beberapa teori, di antaranya :
- Sugesti atau autohipnosis
Di dalam teori pengobatan tradisional manusia itu adalah sebagian dari makrokosmos yang untuk mempertahankan fungsi biologisnya sebagai makhluk hidup, konsep keseimbangan harus dipelihara agar tetap sehat. Homeostasis itu dipertahankan oleh sistem persyarafan autonom yang sangat peka terhadap rangsangan bawah sadar. Sakit atau kematian akibat jampi (cult death) dihubungkan dengan menigkatnya tonus parasimpatik. Sebaliknya kesembuhan atau perbaikan penderitaan adalah pengaruh peningkatan tonus simpatik (Lex, 1977). Seorang Batra (Pengobatan tradisional) dengan ramuannya memancing pendekatan pada jiwa penderita dengan terlebih dahulu meyakinkan adanya penyebab supernatural dengan menghubungkan keganjilan-keganjilan tindak laku yang dijalani si penderita sebelum sakit, misalnya menanyakan tempat-tempat yang mungkin telah dilanggar kesuciannya sebagai tempat tenaga gaib itu. Dengan usaha ini rasa bersalah dan ingin memperbaiki kesalahan untuk mencapai kesembuhan dicapai sendiri oleh penderita. Perlunya bantuan medium dukun ditanamkan secara pasti dan bahkan pada kelompok masyarakat yang jauh terasing ada kewajiban moral untuk memberi insentif tetap untuk menjaga agar selalu sehat.
- Prinsip homeopati
Dictum dalam homeopati ialah “similia simibulus curentur” yang berarti sesuatu yang serupa menyembuhkan yang sama, dengan pelopornya seorang dokter Jerman yang bernama Samuel Hahneman, lahir tahun 1755. Sebetulnya mengobati penyakit dengansuatu zat yang dapat memberikan gejala yang serupa telah lama berlangsung, yaitu semenjak Hippocrates dan Paracelcus.
Prinsip kedua homeopati ialah jika dosis diberikan berlebihan yang membawa akibat diperberatnya gejala penyakit, akan terjadi suatu perbaikan, apakah dengan cara pengurangan dosis atau tidak. Pada umumnya dosis sangat diencerkan dan dari segi inilah terjadinya sikap skeptis dan tidak percaya orang-orang yang berpengetahuan modern.
- Peningkatan daya tahan
Umum dikenal bahwa jamu-jamuan meningkatkan kondisi tubuh dalam arti fungsi secara fisiologis mengatur mesin peralatan tubuh sehari-hari, misalnya merangsang nafsu makan, memperbaiki enzim, memperlancar pengaliran empedu, memperlancar pembuangan kotoran, air seni, dan keringat. Penggunaan jamu pada gadis yang menginjak dewasa dapat mempertahankan turgor kulit, sehingga tidak mudah terbawa oleh umur. Pemuaian jaringan lemak dengan intensifikasi metabolisme akan memperbaiki bentuk badan. Prinsip lancarnya ”pembuangan” digunakan juga dengan obat pencahar dan diuretika di negri Barat sebagai obat pengurus badan. Beberapa bahan tanaman obat akhir-akhir ini ditemukan bukan saja sebagai zat suplementasi, tetapi juga mengandung antiseptik, misalnya daun sirih. Bukan rahasia lagi kebiasaan ibu-ibu untuk mengobati borok anaknya dengan campuran cendawan atau tanah yang ternyata kemudian di antaranya ada jamur pengahsil antibiotika.
- Adanya unsur farmakoterapeutika
Dalam tanaman obat sudah pasti ada sesuatu zat yang berkhasiat dan ditemukan oleh para nenk moyang secara trial and error diuji oleh kurun waktu. WHO telah mengadakan inventarisasi di pelbagai negara baik di negara barat maupun timur, termasuk yang menggunakan sistem kedokteran Ayurveda dan Unani, tidak kurang dari 20.000 tanaman obat.
1 comment:
bang artikelnya bgs banget.. bisa tak jadiin referensi ntar di blok kehati di semester 5.
wheeei blog dengan artikel bgs kyk gini eman bgt kalo gak di kasih SEO (search engine optimatization), biar blognya akrab ama mbah google dan byk pengunjung..
salam gondrong..
Post a Comment